BATU /MALANG_JAWA TIMUR
jawatimurnews.com - Peristiwa pelecehan seksual yang diduga dilakukan JE pendiri sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) yang Viral, dan kini ditangani Polda Jatim dengan status sebagai tersangka, saat ini ada Babak Baru.
Diungkapkan oleh Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kota Batu, Fuad Dwiyono, bahwa kini ada tambahan dua korban lagi. Untuk laporan dimasukan ke Polres Batu melalui aduan masyarakat (Dumas). Ia menyebutkan ada 5 orang korban sekaligus saksi atas dua korban lainnya.
“Kami berharap ini bisa membuktikan dan menguatkan tindakan yang dilakukan JE. Hari ini kami laporkan tindakan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan JE terhadap beberapa muridnya dulu. Kita membawa 5 orang yang mana, 3 orang sebagai saksi, dan 2 orang sebagai korban,” ungkapnya, Senin (15/11/2021).
Ia menegaskan, kedatangannya ke Polres Batu sebagai tahap pengaduan masyarakat untuk melaporkan kembali pemilik SPI Kota Batu. Dengan langkah ini, pihaknya berharap ada penuntasan perkara secepatnya. Disinggung siapa saja korban baru tersebut, Fuad Dwiyono masih enggan menjabarkan untuk saat ini.
“Kita membawa saksi sekaligus korban yang saat ini menjalani pemeriksaan di Polres Batu. kelima orang ini merupakan 1 orang warga Malang, 1 orang warga Jogjakarta, dan 3 orang warga Bali. Kita sudah siapkan semua bukti-bukti yang menguatkan terduga pelaku yakni JE,” tandasnya.
Ditanya kembali terkait aksi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan terduga JE ? Fuad menjelaskan ada beberapa tempat terkait aksi tersebut. Disebutnya, ada diluar daerah diantaranya Semarang dan Surabaya.
“Sedangkan lokasi yang utama di sekolahan sendiri, yakni di SPI yang beralamatkan di Jalan Raya Desa Pandanrejo, Kota Batu,” pungkasnya.
Sementara, kedatangan ketua LPAI Kota Batu, di Polres Batu juga tampak beberapa anggota Pemuda Pancasila MPC Kota Batu dan anggota Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) yang turut serta memberikan dukungan dan pendampingan kepada korban.
Disampaikan Arthur Rambing perwakilan Pemuda Pancasila MPC Kota Batu, bahwa pihaknya mendukung penuh untuk menegakkan keadilan bagi para korban. Tujuannya, agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali di Kota Batu. Apalagi Kota Batu memiliki predikat sebagai Kota Layak Anak.
“Kami tidak ingin adanya kekerasan terhadap anak di Kota Batu ini. Kami mendukung penegakkan keadilan, dan hak untuk dibela bagi korban sangat perlu dilakukan. Dalam hal ini, kami Pemuda Pancasila MPC Kota Batu tetap konsisten memberi dukungan bagi korban,” seru Rambing.
Hal senada juga disampaikan Ketua REPDEM DPC Kota Batu, Syahrul Huda, bahwa dirinya turut hadir memberikan dukungan dan pendampingan bersama Ketua REPDEM DPC Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Menurutnya, peristiwa tersebut telah mencederai dunia pendidikan kita. Oleh karenanya, pihaknya bergerak menyampaikan aduan masyarakat kepada pihak yang berwajib.
“Sifat kita adalah pengaduan masyarakat, karena ini berawal dari adanya pengakuan kawan-kawan. Sehingga kita bersepakat mengajukan pengaduan masyarakat untuk kemudian kita akan melakukan pendampingan secara hukum,” ujar Syahrul.
Dari pendampingan terhadap 5 korban yang dilakukan bersama tersebut, Syahrul membeberkan kelima korban saat ini sudah lulus sekolah. Disebutnya, dari 5 korban tersebut adalah pihak yang menyatakan diri berani dan bersedia memberikan keterangan.
“Mereka berlima saat ini sudah lulus, mereka mengkhawatirkan adik-adiknya yang disana itu, mengalami nasib yang sama dengan mereka,” papar Syahrul
Selain itu, lanjut Syahrul, proses pelaporan yang dilakukan merupakan awal dari pengusutan kasus yang lebih mendalam. Meski demikian, masih terdapat 2 orang korban lainnya yang masih tertutup dan menolak memberikan keterangan kepada pihak yang berwajib.
“Cuma kalau ini kita laporan, dan ada surat resmi dari pihak berwajib. Insya Allah mereka, dan keluarganya akan menghormati panggilan tersebut,” pungkasnya
(Dwi/Lestari)
Sumber : JTN Media Network
JTN SUPORT BANK BRI An : PT.JATIM INTIPERKASA GLOBAL MEDIA, No. REK : 006501044064531