ANGGARDAYA
jawatimurnews.com - Ramalan Jayabaya sampai saat ini menjadi mitos yang masih dipercaya sebagian masyarakat di Jawa. Mereka menyebut sosok Raja Kediri ini memiliki kewaskitaan.
Jayabaya juga dikenal memiliki aji penerawangan dan ilmu batin yang dapat menerawang kejadian di masa depan. Konon, dia mendapatkan kemampuan tersebut setelah bertemu dengan pendeta sakti dari Rum, Maulana Ali Samsuyen.
Hal tersebut dijelaskan oleh P.N.A Masud Thoyib Adiningrat, Pengageng Kedaton Nusantara. “Ia pandai meramal serta tahu akan hal yang belum terjadi. Jayabaya lalu berguru padanya, sang pendeta menerangkan berbagai ramalan yang tersebut dalam kitab Musaror dan menceritakan tentang orang sebanyak 12.000 keluarga oleh utusan Sultan Galbah di Rum,” ungkapnya, Sabtu (27/3/2021), seperti dikutip dari JATIMNEWS.com, Selasa (8/12/2021).
Belasan ribu orang itu kemudian ditempatkan di Pegunungan Kendeng. Mereka diminta membuka hutan, namun banyak dari mereka yang tewas karena gangguan makhluk halus.
Kemudian pada tahun rum 437, Sultan Rum memerintahkan pasukannya dari bangsa India, Kandi, dan Siam, untuk kembali membuka lahan di tanah Jawa. Setelah itu Jayabaya menuliskan ramalan tentang Pulau Jawa yang ditanami untuk kedua kali hingga terjadi kiamat pada 2.163 atau sekitar 2.100 tahun matahari.
Kisah lain menyebutkan ramalan yang ditulis Jayabaya disetujui seorang pendeta bernama Ali Samsujen. Suatu ketika Prabu Jayabaya mengantarkan sang pendeta pulang ke negerinya. Sesampainya di perbatasan, Jayabaya yang diiringi putranya singgah di Gunung Padang dan disambut oleh Ajar Subrata.
Kala itu Ajar Subrata hendak menjamu Prabu Jayabaya yang dikenal sebagai titisan Dewa Wisnu dengan maksimal. Dia pun meminta pada pelayannya menghidangkan sajian dari kunyit satu akar, satu takir jadah, geti (wijen bergula), kajar (ubi yang pahit dan memabukkan), bawang putih, kembang melati, dan kembang serunai.
Sayangnya, hidangan itu justru membuat Prabu Jayabaya murka. Dia lantas menghubuskan keris kepada Ajar hingga tewas. Ajaibnya, jenazah Ajar hilang. Prabu Jayabaya juga menikam para pelayan Ajar hingga tewas tak bersisa.
Tindakan Prabu Jayabaya itu membuat anaknya bingung. Akhirnya sang prabu menjelaskan alasan di balik perbuatannya yang kemudian dikenal menjadi ramalan Jayabaya.
Sampai saat ini ramalan Jayabaya masih dipercaya sebagian orang. Ramalan itu sempat menyebutkan tentang tanah Jawa berkalung besi yang bermakna munculnya jalur rel kereta api. Selain itu Bumi diramalkan semakin menyusut yang maknanya dunia menjadi tidak terbatas berkat kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi
(TITOK AWS)
Sumber : JTN Media Network
JTN SUPORT BANK BRI An : PT.JATIM INTIPERKASA GLOBAL MEDIA, No. REK : 006501044064531