LIPUTAN KHUSUS
JAKARTA
jawatimurnews.com - Di masa pandemi ini, jaringan internet telah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat. Hampir semua orang menggunakan perkembangan teknologi seperti media digital untuk menjalin komunikasi, mencari hiburan bahkan untuk bekerja. Penulis sastra pun dapat memanfaatkan media digital sebagai sarana dalam penyebaran dan publikasi hasil ide-ide kreatif.
Dalam hal pentingnya literasi digital dikalangan masyarakat sekarang maka Kementerian Kominfo bersama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar acara Webinar Diskusi Publik dengan tema Literasi Sastra Dimasa Pandemi,melalui Zoom Meeting pada hari Minggu (12/12/2031) pukul 13.00 Wib sampai selesai.
Dalam zoom meeting tersebut sebagai keynote Speech Kementerian Kominfo,Dr.Nursodik Gunarjo, S.sos,M.Si selaku Direktur Pengelolaan Media Ditjen IKP.,Drs.Saiful Umam,M.A.,pH.D selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Opening Speec, Narasumber yang hadir Hasnul Insani Djohar, Ph.D, Kepala Jurusan Satra Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Penulis dan wartawan,Leila S.Chudori dan dari penggiat Komunitas Sastra, Hafizh Pragitya.
Pada sambutannya Drs.Saiful Umam, M.A.,Ph.D selaku Dekan Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menjelaskan pada masa-masa pandemi ini pengembangan pengetahuan literasi digital sangat berperan penting dikalangan masyarakat sendiri.
Hafizh Pragitya : Belum Kokohnya Budaya Literar Kita
Dr.Nursodik Gunarjo, S.sos,M.Si mengungkapkan harus bijak dalam menggunakan dunia digital.
" Bagaimana kita menyikap dunia digital tergantung kita yang membawanya mau ke hitam atau keputih,jadi harus bijak dalam penggunaannya",ungkap Dr.Nursodik Gunarjo, S.sos,M.Si saat zoom meeting selaku Keynote Speech.
Hal itu juga dipaparkan oleh Hafizh Pragitya penggiat Komunitas Sastra salah satu Narasumber,
“Masalahnya bukan terletak pada apakah teknologi cetak akan hilang sama sekali atau tidak; buku mungkin akan terus dicetak untuk jenis teks tertentu dan untuk kepentingan konsumsi sejenis barang mewah. Tetapi ide dan cita-cita dari buku sendiri yang akan berubah: teks cetak tidak akan lagi mendefinisikan organisasi dan penyajian ilmu pengetahuan seperti yang terjadi selama lima abad terakhir. Pergeseran dari media cetak ke komputer bukan berarti akhir dari literasi. Apa yang akan hilang bukanlah literasi itu sendiri, tetapi literasi cetak, karena teknologi elektronik menawarkan kepada kita jenis buku yang baru serta cara baru untuk menulis dan membaca…Komputer sedang membangun kembali ekonomi penulisan kita saat ini. Hal ini mengubah status budaya menulis dan metode produksi buku. Hal ini juga mengubah hubungan antara penulis dengan teks serta antara penulis dan teks dengan pembaca” ucap Hafizh.
"Disebabkan kurangnya kokohnya budaya Literar Kita,perlu kesadaran menyikapinya karena dunia informasi tampak banjir bandang membuat kita lupa,peranan digital sendiri"tambahnya.
"Menjadi tantangan bagaimana kita mempertahankan dan memelihara kesadaran kita",tukas Hafizh Pragitya selaku penggiat Komunitas Sastra.
(Abra)
Sumber : JTN Media Network
JTN SUPORT BANK BRI An : PT.JATIM INTIPERKASA GLOBAL MEDIA, No. REK : 006501044064531