Oma Prilly |
ARTIKEL
JAWATIMURNEWS.COM - Saya menulis judul di atas itu sengaja tidak menggunakan kata ‘mulutmu’ tetapi lebih nyaman memilih ‘mulutku’ sendiri. Pasalnya, jika ada pihak lain yang terusik dengan hal itu, saya masih bisa terhindar dari jeratan ‘undang - undang’ yang kini sudah diundangkan itu.
Jika bicara soal mulut, di kedalaman batin saya tak henti - hentinya berasa syukur kepada Gusti Allah bahwa secara fisik telah dilengkapi dan dianugerahi setangkup mulut oleh - Nya.
Pasalnya, salah satu ‘tupoksi’ mulut adalah sebagai alat berbicara atau komunikasi. Untuk mengunyah, memamah biak atau menggiling makanan dan juga sekaligus untuk bernafas selain lubang hidung.
Sekali lagi, saya wajib mensyukuri atas ciptaan - Nya dan sekaligus merawat dan menjaga jika lubang mulut itu hendak berbicara.
Bukankah hari - hari ini banyak sekali tokoh penting level atas di negeri ini justru tak bisa ‘menjaga’ dan ‘memenej’ ucapan yang keluar dari lubang mulut mereka sendiri?
Tidakkah jika siapa pun ingin melontarkan ucapan yang keluar dari mulut itu agar yang keluar tidak kasar, mestinya dikunyah lebih dulu agar lembut sehingga enak dan nyaman dinikmati oleh banyak orang?
Bukankah peribahasa mengatakan, karena mulut badan binasa yang maknanya seseorang akan menuai musibah akibat perkataannya sendiri akibat mulut yang ‘celometan’?
Bukankah hari - hari ini gegara mulut ‘celometan’ yang kontennya berisi ujaran kebencian, penghujatan, pencacimakian, pemfitnahan, dan juga pengancaman dan lain sebagainya itu sudah menjadi ‘sego jangan’ - hal lumrah - antar sesama warga di negeri yang terkenal santun dan selalu menjunjung tinggi nilai - nilai moral bangsanya?
Jujur, saya salah satu manusia di antara ratusan juta rakyat di negeri ini berharap agar sejumlah tokoh apa pun yang sudah ditokohkan itu agar pandai - pandai menjaga ‘mulut’ untuk tidak saling silang sengkarut melakukan hal - hal yang tidak substantif buat kemaslahatan rakyat
Akhirnya, andaikan hari ini saya ‘ditakdirkan’ sebagai tokoh yang sudah ditokohkan tetapi masih juga tak bisa ‘jaga mulut’, pasti saya tuliskan sepotong kalimat di pintu gerbang berbunyi : ‘mulutku adalah buayaku’
Oma Prilly
Minggu, 02 Januari 2022.
Sumber : Jtn Media Network
(Abra)
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.