Caption Foto : Ade Halimah |
ARTIKEL ,-
Assalamu’alaikum wr.wb.
Sebelumnya saya mengucapkan puji syukur Alhamdulilah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk hidup dan bersosialisasi sesama umat yang beragama Amin. Ini sedikit kisah saya sebelum saya menjadi diri sendiri dan percaya diri seperti sekarang ini, dan yang selalu menemani dan selalu ada di setiap sedihku dan langkahku yaitu sosok seorang ibu. Saya pun memiliki seorang kakak perempuan dan tiga adik laki-laki. Sebelumnya saya banyak mengambil pelajaran berharga.
sejak wafatnya almarhum ayah saya, yang sejak saat itu tepatnya di tahun 2000 ayah saya berpulang (wafat), dan saya masih duduk di bangku smp yang baru memasuki MasaOrientasi Siswa (MOS). Sungguh sedih rasanya sejak kepergian ayah kondisi di keluarga
Ibu sangat tidak sama di saat masih ada seorang ayah, seperti suasana yang dulunya damai kian berubah total karena ayah adalah pelengkap di sebuah keluarga dan seakan berubah menjadi sangat sunyi, senyap, tidak ada keceriaan yang berkesan tidak ada yang membuat semangat, bagaimanapun juga peran seorang ayah itu sangat penting di dalam keluarga. Dan hari berganti hari terus merasa sepi dan pilu, karena sejak kepergian ayah,
kakak, saya, dan adik-adik saya harus bisa belajar menerima keadaan yang belum saatnya dan belum cukup mampu menghadapi kenyataan, saya sebagai seorang anak tentunya sangat terpukul atas kepergian ayah saya, terkadang saya berfikir ibu, kakak, dan adik-adik saya “ mau makan apah untuk besok, lusa dan seterusnya” karena sangat sulit dan tidak mudah dijalankan bagi saya yang masih di usia sekolah menengah (SMP), di dalam hati saya pun berkata “Harus” lalu saya beranikan diri untuk mengambil keputusan sendiri untuk mengambil alih yaitu untuk menjadi tulang punggung keluarga, dengan alasan membantu perekonomian keluarga. Benar-benar wawasan yang sangat luar biasa dalam hidup saya yang tidak semua orang bisa dan sanggup seperti saya, yang dulu tadinya segala keperluan makan, sekolah yang namanya anak yah tidak memikirkan apa apa, yang merasakan lelahayah dan ibu ketika mencari nafkah, agar anak-anaknya bisa bersekolah seperti pada umumnya, dan mereka tidak pernah mengeluh capek sedikitpun demi anak yang dicintai oleh kedua orang tuanya. Sungguh mulia nya perbuatan mereka terhadap anak-anaknya yang betapa capeknya mencari nafkah dan mengurus anak-anaknya.
Karena itu bagaimanapun caranya saya harus bisa belajar mandiri, di situlah kenapa saya dituntut untuk berpikir lebih keras lagi terhadap ekonomi. Saya memulai karir di saat itu juga, karena bagi saya tidak ada kata nanti atau klw ngga semua akan terlambat. Karir pertama aku jalani, setiap pulang sekolah, itupun hanya pekerjaan yang ringan seperti menganyam kursi rotan, dan kadang menghaluskan kayu rotan, betapa semangat dan gigih saat menjalani karir hingga tak sadar jadi sering batuk-batuk karena bau dari kayu rotan tersebut, akan tetapi saya tidak peduli hanya uang yang ada dalam pikiran saya karena ada sebagian ibadah yang harus dibayar dengan harta, dan agar ibu dan adik-adik saya bisa makan cukup dan bersekolah, saya sangat tidak sabar untuk segera menyelesaikan sekolah saya agar setelah kelulusan saya bisa bekerja yang lebih baik lagi dan saya pun tidak pernah merasa sungkan atau malu untuk bekerja dengan tujuan dan maksud untuk membantu perekonomian ibu dan juga menyekolahkan adik-adik saya. Dan setelah saya lulus SMP saya pun tidak berdiam diri, meskipun belum mendapatkan ijazah saya tetap mencari pekerjaan yang setidaknya mendapatkan upah yang cukup untuk biaya hidup di setiap bulannya.
Dan akhirnya alhamdulilah saya keterima kerja di bidang kesehatan (APOTEK), dan sebelum benar-benar mulai bekerja terlebih dahulu saya menjalani interview untuk kesanggupan dalam bekerja dan tentunya waktu kerjanya sangat full. Dan ketika interview saya ditanya tentang ijazah kelulusan, dan mereka sangat kaget dan tidak yakin setelah apa yang mereka seleksi, ternyata saya hanya lulusan SMP. Akan tetapi Allah Maha Pengasih dan Penyayang, saya diterima bekerja dan tidak berhenti disitu saja, saya pun dituntut untuk menghafal semua obat-obatan yang tersedia dengan Resep Dokter dan sebagainya. Upah saya di saat itu tidaklah seberapa hanya cukup untuk biaya hidup dalam sebulan saja, dan saya mulai berpikir lagi untuk mencari tambahan penghasilan, setidaknya agar tidak menyia-nyiakan waktu, karena bagi saya waktu adalah uang sangat berharga agar saya bisa menyisihkan uang untuk menabung. Saya mulai kerja di Apotek dari pagi sampai sore, dan saya juga menjalani pekerjaan seperti part time karena masih ada cukup ruang waktu dan saya bisa start sepulang dari Apotek tempat saya bekerja, dari situ saya mulai menemukan rasa damai yang telah lama hilang dan kembali dengan penuh rahmat dari Allah, kerja part time yang saya jalani adalah sebuah perusahaan retail seperti department Store (supermarket). Rasanya begitu bersyukur ketika menjalani sebuah pekerjaan dengan ikhlas, sekecil apapun penghasilannya tidak ada bedanya dengan yang berpenghasilan lebih besar, karena berkah itu adalah sebuah hikmah dari Allah SWT, hari-hari menjalani rutinitas membuat saya tidak memiliki teman, akan tetapi itu tidak menjadi masalah buat saya. Karena orang sukses atau bahagia itu tidak dari orang lain, melainkan datang dari diri motivasi kita sendiri,kalau kita tidak memaksakan diri untuk bisa rasanya mustahil jika kita ingin sesuatu hanya berdiam diri dengan berharap, karena itu kita harus selalu mencari jalan motivasi yang baik agar apa yang kita harapkan benar-benar nyata dan alami, intinya kalau tidak ada niatan atau keinginan untuk lebih melangkah yang lebih baik lagi atau bisa dikatakan ingin merubah hidup itu tidaklah sulit, hanya saja butuh sedikit waktu motivasi dari seseorang yang benar-benar ingin membantu kita untuk lebih kreatif dan berprinsip.
Sebenarnya saya banyak melakukan pekerjaan part time, yang tidak hanya di supermarket saja, terkadang saya menjaga warung telkom (WARTEL) di situ saya mendapat wawasanbaru yaitu saya bisa mengenal yang namanya mesin komputer dan sebagainya yang berhubungan dengan alat elektronik, dan juga saya pernah kerja part time tapi di lapangan terbuka dengan menggunakan pakaian badut yang bertujuan menghibur anak-anak ketika ada orang yang memesan untuk acara ulang tahun dan terkadang di acara lain seperti peresmian sebuah toko dan lainnya, dan saya juga pernah bekerja part time di sebuah klinic dokter, yang mana disitu disediakan tempat rawat inap untuk pasien yang kebetulan memang harus dirawat dan diinfus, terkadang banyak orang yang mengira saya adalah orang yang gila harta, tapi saya tidak menghiraukan mereka, saya jalani sesuai apa yang ada di depan dan sekiranya saya mampu dan sanggup untuk pekerjaan yang saya jalani,
saya tidak pernah merasa takut apapun selagi saya jujur dalam bekerja, dan saya pun pernah merintis sebuah fashion yang berlatar belakang (MLM), untuk sambilan dirumah kalau habis pulang kerja dan kebetulan tidak ada jadwal part time, memang sangat mudah dan instan menjalani sebuah usaha mlm yang berbasis online di situ mungkin saya tidak berpihak dalam keberhasilan sehingga hanya bertahan sekitar satu tahun saja, dan secara tidak sengaja terlintas dalam fikiran ketika sesuatu yang gagal bukan berarti berakhir, akan tetapi itu permulaan untuk sukses. Dan akhirnya saya memutuskan untuk masuk training center sebagai awal dari proses untuk bekerja di luar negri (TKW), selama tiga bulan saya berada di training center, karena untuk bekerja di luar negri tentu harus bisa atau paham bahasa asing dan tentunya harus belajar disiplin dan berbagai macam aturan selama menjadi pekerja migran. Banyak kegiatan dalam sehari-harinya di training center seperti yang namanya tugas piket di setiap hari nya dibagi perkelompok dari mulai menyapu lantai, memasak, mencuci mobil,dan membersihkan ruangan kantor dan menjadi security bertujuan membawakan makanan atau minuman untuk staf kantor yang membutuhkan, di training center saya mempelajari banyak hal tentang apa arti kesabaran, dan bersosialisasi dengan sesama calon tenaga kerja lainnya dari berbagai daerah, dan disiplin dalam waktu tidur, mandi, olahraga serta harus bener-bener pintar mengatur waktu untuk kebutuhan sendiri.
seperti mencuci baju sendiri dan lain sebagainya. Alhamdulilah saya memiliki banyak teman yang baik selama di training center dan guru pengajar nya pun sangat baik pula, sehingga saya semakin yakin dan fokus untuk merintis karir yang lebih serius lagi untuk menjadi pahlawan devisa negara. Dan pada saat itu saya pun akhirnya interview sama calon majikan dan proses selanjutnya adalah seperti paspor, visa dan sebagainya yang segera diurus dan dilengkapi oleh pihak staff training center untuk keberangkatan saya di luar negri. Jujur saya ketika berangkat ke luar negri, saya tidak banyak membawa barang-barang, tetapi secukupnya saja seperti peralatan mandi dan hanya 3 stel pakaian sajah, karena tujuan saya itu bekerja, bukan untuk jalan-jalan dan sebagainya. Dan setelah sampai di luar negeridi sana saya menginap di sebuah penampungan (boarding house), karena besoknya harus menjalani medical cek up untuk memastikan bahwa kondisi saya benar-benar sehat.
Dan sesudah itu saya baru memasuki kantor agen penyalur pekerja migran sebelum majikanmenjemput saya untuk bekerja di rumahnya. Sesampainya di rumah majikan, saya merasakan lebih bersyukur Alhamdulilah karena saya mendapatkan majikan yang memiliki sifat mulia, mereka menganggap saya seperti layaknya anak sendiri, tidak kurang suatu apapun, mereka pun memaklumi kalau bahasa asing saya tidak begitu lancar, akan tetapi mereka selalu mensuport saya agar bekerja dengan baik dan benar dan tentunya bagi saya kejujuran lebih diutamakan karena untuk beradaptasi dengan orang baru itu rasanya tidak mudah dan butuh proses yang cukup lama, setelah bekerja selama 6 bulan tepatnya masa potongan gaji telah selesai, Alhamdulilah saya pun mulai lebih bersemangat lagi dan mulai berpikir kembali merintis prinsip yang sebagaimana itu adalah impian dan cita-cita saya untuk menjadi pengusaha yang dermawan dan bisa melanjutkan pendidikan sarjana di luar negeri. selama 4 Tahun pertama saya terikat perjanjian kerja tidak boleh mengambil jatah libur dan sebagainya, dan setelah 4 tahun berjalan, saya meminta izin diberikan liburuntuk menempuh pendidikan sarjana, dan Alhamdulilah majikan mengizinkan walaupun waktu libur yang diberikan itu dibatasi hanya untuk kuliah saja dan tidak boleh kemana-mana selain hanya untuk keperluan kuliah saja, dan akhirnya saya bisa mendaftar di sebuah universitas terbuka (UT), yang sekarang Alhamdulilah sudah semester 2 berjalan.
Setiap libur saya selalu datang ke pokjar untuk belajar kelompok bersama teman yang kebetulan sama juga menempuh pendidikan sarjana di (UT), saya tidak merasa sungkan dan malu ketika mengunjungi pokjar untuk belajar, karena kesibukan keseharian saya membuat tidak punya waktu luang untuk belajar kadang malam setelah selesai kerja,
kadang juga bangun lebih awal dari jam kerja, setidaknya harus pandai mengatur waktu. Dan di samping kuliah saya juga Alhamdulilah di Indonesia sudah memiliki bisnis franchise minuman kekinian (Bubble Tea) Ibu dan saudara saya juga ikut membantu saya dalammerintis bisnis saya, tanpa mengharapkan imbalan. Alhamdulillah penghasilan setiapharinya sedikit-sedikit bisa ditabung, dan pelan-pelan perekonomian ibu mulai membaik,
kondisi ibu juga sekarang jauh lebih baik, setidaknya banyak perubahan yang menggantikan kesedihan ibu saya, bagi saya seorang Ibu adalah mata dunia untuk saya, karena ridhonya orang tua juga ridhonya Allah juga, tanpa dukungan seorang ibu mungkin saya tidak sebesar ini dan sekuat ini, sangat bersyukur jika masih memiliki kedua orang tua,berbaktilah dan bangkitlah lihatlah jalan sukses menanti kita semua raihlah gelar pahlawan devisa yang sesungguhnya, dan capailah pendidikan semampumu agar tidak merasa tertekan saat menjalaninya. Demikian kisah saya yang sedang saya jalani.
Kisah ini berdasarkan fakta yang sekarang, dan mohon maaf jika ada salah kata yang tidak sopan, demikian adanya, semoga bisa memotivasi. Assalamualaikum, Wr.Wb.
Nama: ADE HALIMAH
Alamat: DS. Pangkalan
Rt.12, Rw.03
Kec.Plered, Kab.Cirebon Kode.Pos, 45154
Pekerjaan: Pekerja Migran (Singapura)
Mahasiswa Universitas Terbuka (UT) LUAR NEGRI
Pokjar.Singapura
(Red)
Sumber : JTN Media Network
JTN SUPORT BANK BRI An : PT.JATIM INTIPERKASA GLOBAL MEDIA, No. REK : 006501044064531